Resep Rawon

Dulu ketika saya masih kecil dan tinggal di Paron Resep Rawon

Dulu ketika saya masih kecil dan tinggal di Paron, rawon adalah makanan mewah yang jarang sekali dihidangkan di rumah. Masakan ini biasanya muncul ketika ada acara hajatan, kendurian atau selamatan, sebagai hidangan untuk menjamu peserta kenduri. Nenek saya, Mbah Wedhok, seingat saya jarang menghidangkan rawon, padahal beliau sering menggelar acara selamatan. Sebagai orang Jawa yang masih menerapkan adat Kejawen, Mbah mengadakan selamatan ketika memperingati hari kelahiran dan kematian sanak keluarga entah itu orang tua, nenek kakek atau anak. Nenek saya memiliki 9 orang anak namun lima diantaranya telah tiada ketika masih berusia balita. Walau meninggal diusia dini namun Mbah tetap ingat hari kelahiran dan kematian masing-masing anaknya dan selalu menggelar selamatan pada waktu-waktu tersebut.

Dulu ketika saya masih kecil dan tinggal di Paron Resep Rawon
Dulu ketika saya masih kecil dan tinggal di Paron Resep Rawon

Terkadang Mbah lebih mementingkan acara selamatan dibandingkan kesejahteraan anggota keluarga. Jika minimal mengundang 20 orang dengan menu utama berupa 2 ekor ayam kampung ingkung, nasi uduk dan segala macam pernak-pernik, kue dan pisang maka berapa rupiah yang harus Mbah keluarkan untuk menyelenggarakan acara tersebut? Biasanya selesai acara semua makanan akan habis dibungkus untuk peserta kendurian, licin tandas tak bersisa. Jangan berharap mendapatkan ayam ingkung yang lezat, karena sudah pasti hingga tulangnya pun lenyap. Kami masih bersyukur meskipun piring hanya berisi nasi uduk, sedikit mie goreng, asem-asem buncis, dan sambal goreng kentang. 

Lucunya walau pengajian menjadi aktifitas wajib acara selamatan, namun Mbah tetap mempersiapkan sajen yang diletakkan diatas nakas di ruang tamu. Sajen biasanya terdiri dari teh manis, kue apem dan pisang yang ditata dalam piring-piring kecil bersama sebuah lampu teplok kecil yang selalu menyala selama seharian itu. "Ben padang dalane (biar terang jalannya)," jawab Mbah saat kami bertanya mengapa ada lampu minyak disana. Maksud Mbah adalah agar perjalanan arwah leluluh atau sanak keluarga yang telah meninggal ini terang dan terhindar dari rasa haus dan lapar. Betapa saat itu saya sering menyesali mengapa makanan enak dibiarkan mubazir berjamur diatas lemari. 😅

Dulu ketika saya masih kecil dan tinggal di Paron Resep Rawon

Karena daging sapi mahal harganya maka rawon pun jarang hadir di menu selamatan Mbah. Selain mahal, porsi masakan yang dihasilkan pun tidak banyak karena daging sapi yang menyusut drastis ketika dimasak. Tak heran hanya keluarga terpandang di Paron saja yang menghidangkan rawon kala mengadakan acara kendurian. Ketika kami beranjak dewasa, perekonomian mulai sedikit membaik, Ibu saya yang terkadang mengadakan selamatan sering menyajikan rawon. Ibu akan memanggil tetangga dibelakang rumah yang jago membuat masakan ini, dulu internet belum booming seperti hari ini dan resep masakan tidak bisa diperoleh dengan mudah. Tapi rawon bukanlah hidangan yang susah dibuat, jadi dalam sekejap Ibu saya bisa memasaknya sendiri. Resepnya kemudian saya pelajari dan kini menjadi pegangan setiap kali membuat hidangan khas Jawa Timur ini. Adik saya, Wiwin, bahkan dulu ketika memiliki asisten rumah tangga dari Paron hampir setiap minggu memasaknya. 

Kendala membuat rawon terbesar hanyalah bagian menemukan keluwak yang berkualitas baik. Dulu ketika Ibu masih tinggal di Paron, beliau selalu membawa keluwak jika datang ke Jakarta. Karena hidangan ini populer di daerah Ngawi, Madiun dan sekitarnya maka keluwak bukanlah bumbu yang susah ditemukan disana. Sayangnya di Jakarta, keluwak termasuk bumbu langka yang mahal harganya. Saya pernah membeli keluwak kering yang telah dilepaskan dari batoknya di Batam, rasanya tidak seenak keluwak di Paron.

Berikut resep dan prosesnya ya.

Dulu ketika saya masih kecil dan tinggal di Paron Resep Rawon

Rawon
Resep modifikasi sendiri

Untuk 5 porsi

Tertarik dengan hidangan berkuah dari daging sapi lainnya? Silahkan klik link dibawah ini:

Bahan:
- 500 gram daging sapi, potong-potong ukuran 3x3 cm
- 50 gram tauge pendek kacang hijau
- 2 batang daun bawang, rajang halus
- 1500 ml air
- 3 sendok makan minyak untuk menumis

Bumbu dihaluskan:
- 2 cm kencur
- 2 cm kunyit
- 2 cm jahe
- 3 buah cabai merah besar (optional)
- 6 siung bawang merah
- 4 siung bawang putih
- 6 butir kemiri yang telah disangrai
- 5 buah kluwek, berat isinya saja + 60 gram  
- 1/2 sendok makan terasi bakar

Bumbu lainnya:
- 1 sendok teh merica bubuk
- 2 sendok teh ketumbar bubuk
- 3 cm lengkuas dimemarkan
- 2 batang serai dimemarkan
- 4 lembar daun salam
- 3 lembar daun jeruk
- 3 sendok makan air asam jawa
- 1 sendok makan gula jawa
- 1 sendok makan gula pasir
- 2 sendok teh garam
- 1 sendok teh kaldu bubuk

Pelengkap:
- sambal cabai rawit
- kerupuk udang
- telur asin, belah dua

Cara membuat:

Dulu ketika saya masih kecil dan tinggal di Paron Resep Rawon

Siapkan wajan, panaskan minyak dan tumis bumbu halus hingga harum. Tambahkan merica bubuk, ketumbar bubuk, lengkuas, daun salam, serai dan daun jeruk, aduk rata. Gunakan api sedang agar bumbu matang sempurna tetapi tidak cepat gosong. 

Masukkan daging sapi, aduk hingga rata. Tambahkan air asam jawa, garam, gula jawa, gula pasir dan kaldu bubuk. Aduk daging sesekali agar bagian bawahnya tidak mengering dan gosong, masak hingga daging menyerap bumbu.

Dulu ketika saya masih kecil dan tinggal di Paron Resep Rawon

Masukkan air dan masak hingga daging lunak dan matang. Cicipi rasanya, sesuaikan gula dan garamnya. Jika air berkurang selama perebusan tambahkan air panas. Angkat. 

Membuat sambal rawit
Rebus semua bahan hingga matang dan haluskan, sajikan sambal sebagai pelengkap rawon. 

Penyajian: 
Siapkan piring, beri nasi secukupnya, siram dengan rawon dan taburi dengan tauge dan daun bawang. Lengkapi dengan sambal rawit, telur asin dan kerupuk udang. Super yummy!

0 Response to "Resep Rawon"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel