Tips Memulai Menjadi Seorang Food Blogger dan Resep Saus Butterscotch

 sejak postingan pertama di bulan November Tips Memulai Menjadi Seorang Food Blogger dan Resep Saus Butterscotch

Sudah sembilan tahun saya ber-blogging ria, sejak postingan pertama di bulan November, 2010 yaitu Asem-Asem Segar Daging Sapi hingga postingan hari ini. Total sudah ada hampir 1200 resep di JTT! Saya tidak mengatakan perjalanan panjang itu tak terasa di lakukan, karena terus terang konsisten memposting resep selama sembilan tahun memang membutuhkan perjuangan dan usaha cukup keras. Ada kalanya saya merasa bad mood dan malas melakukan update blog, bahkan hingga berbulan-bulan lamanya, namun karena memasak dan menulis sudah menjadi passion yang mendarah daging maka saya berusaha kembali lagi ke track. 

Bagi anda yang hendak memulai membuat blog sendiri khususnya food blog seperti yang saya tekuni maka tulisan yang  dibagikan kali ini mungkin bisa sedikit memberikan gambaran dan membantu untuk memulainya. Tulisan yang di-share ini adalah murni dari pengalaman saya sehari-hari blogging. Saya tidak akan menambahkannya dengan aneka idealisme bertele-tele, saya juga tidak akan mengatakan bahwa cara yang saya lakukan adalah yang terbaik dan benar karena ngeblog adalah kegiatan yang tidak bisa dipaksakan, harus dilakukan dengan suka cita, dan tergantung dengan kondisi blogger masing-masing. 

 sejak postingan pertama di bulan November Tips Memulai Menjadi Seorang Food Blogger dan Resep Saus Butterscotch
 sejak postingan pertama di bulan November Tips Memulai Menjadi Seorang Food Blogger dan Resep Saus Butterscotch


Pilih tema blog yang spesifik dan sesuai dengan passion kita. Ini adalah saran pertama yang saya berikan ketika seseorang bertanya, "Ndang, bagaimana memulai menjadi blogger?" Tema spesifik membuat isi blog tidak lari kemana-mana, menjadikan blog kita sebagai sumber informasi untuk tema tersebut dan pembaca tahu harus menuju kemana ketika memerlukannya. Tema spesifik juga membuat kita fokus menulis seputar masalah yang sama, mencari informasi lebih dalam ketika tidak mengetahuinya, dan lambat-laun kita pun menguasainya. Tema juga sebaiknya sejalan dengan passion yang ada didalam diri. Suka memasak dan hal-hal berbau kuliner maka saya menceburkan diri di food blog. Suka berkebun? Traveling? Fotografi? Kesehatan? Buku? Teknologi? Motivasi? Investasi? Pilih tema yang disukai, karena inilah yang akan jadi bahan bakar kita ngeblog selama bertahun-tahun. Memotivasi kita tatkala jiwa mulai lelah dan otak mulai terasa bosan. Karena passion dan hobi biasanya tidak mudah lekang dihapus waktu. 

Gali informasi lebih dalam dan do research. Kita semua tentu ingin blog yang dimiliki terasa, terlihat, dan terbaca profesional. Walau hanya berbentuk blog dari platform gratis seperti Blogger, Wordpress, Tumblr, dll, bukan berarti isinya tidak bisa sekelas website yang digarap serius. Ketika menulis informasi pada satu artikel, usahakan untuk cross check terlebih dahulu ke website yang informasinya memang terpercaya, misal Wikipedia atau website penyedia data lainnya. Kalau perlu beri tautan ke website acuan, selain untuk mendukung tulisan juga mempermudah pembaca menggali informasi lebih dalam. Banyak yang mengatakan link keluar sebaiknya jangan terlalu banyak, bagi saya pribadi selama link tersebut bermanfaat dan menuju ke website terpercaya maka saya tidak terlalu memikirkannya. 

 sejak postingan pertama di bulan November Tips Memulai Menjadi Seorang Food Blogger dan Resep Saus Butterscotch

Postinglah konten yang bermanfaat, menarik dan jujur. Banyak yang mengatakan 'content is the king' dalam sebuah blog, dan memang itu benar adanya. Sebuah artikel yang hendak diposting sebaiknya tidak dibuat asal-asalan, dan benar-benar dipersiapkan dengan baik. Apakah itu hanya artikel sepele mengenai cara membersihkan kamar mandi, atau bagaimana memperbaiki sendiri mesin cuci yang rusak, tulislah dengan sungguh-sungguh seakan artikel tersebut sangat penting. Selama konten tersebut tidak mengandung sara, tidak menghujat, menyakiti orang lain, atau berisi hal-hal negatif lainnya maka jangan terlalu hiraukan tanggapan mereka yang membacanya. Terlalu berpikir dan ragu mempublish artikel justru menghambat kita menulis dan akhirnya blog tidak terupdate.

Belajarlah menulis dengan baik dan benar. Walau mungkin blog yang dibuat 80% isinya hanya berupa gambar, tidak ada salahnya belajar menulis dengan benar. Saya termasuk orang yang 'saklek' jika berurusan dengan merangkai kata, berusaha mati-matian menulis dalam EYD yang benar dan menghindar bahasa 'alay'. Tapi karena ini personal blog dimana isinya bercerita tentang resep dan kehidupan sehari-hari maka satu dua bahasa 'alay' terkadang disisipkan untuk membuat kalimatnya terasa lebih akrab. Untuk urusan titik koma, tanda seru, dan hal lain yang berhubungan dengan tanda baca saya selalu berusaha melakukan dengan benar. Saran saya, jika kurang mengerti mengenai penggunaan tanda baca, maka Google-lah ketika merasa ragu. Tulisan dengan tanda baca acak adul, bahkan tidak terlalu peduli kapan meletakkannya akan terbaca tidak profesional dan seakan si Blogger 'kurang' berpendidikan. Selalu baca minimal dua kali sebelum artikel dipublish juga cara lain yang manjur untuk mengoreksi artikel.

Nah untuk menjadi penulis yang baik tentunya perlu waktu dan jam terbang, saya memulainya dengan banyak membaca sebelum bisa menulis kata-kata yang mengalir enak. Awal tulisan mungkin kalimat terasa aneh, kaku, namun makin lama seiring dengan semakin banyaknya artikel yang harus diposting maka tulisan akan membaik. Feeling untuk merasakan apakah tulisan kita sudah enak dibaca adalah dengan banyak membaca buku/artikel yang bagus dan bermutu. Semakin banyak buku/artikel yang dibaca semakin kita mudah membandingkan kualitas tulisan kita dengan mereka.  

Untuk tips selanjutnya lebih ke food blog ya.

 sejak postingan pertama di bulan November Tips Memulai Menjadi Seorang Food Blogger dan Resep Saus Butterscotch

Berikan gambar/foto yang terbaik. Food blog entah apakah itu berisi resep atau hanya ulasan kuliner sebuah restoran/produk tidak bisa dipisahkan dengan gambar yang menggiurkan. Kita berbicara tentang makanan, dan kita berusaha mendorong seseorang untuk mencoba resep yang dishare atau mencicipi satu menu disebuah resto yang direkomendasikan, jadi usahakan untuk menghadirkan foto yang menarik. Foto menarik memang berhubungan dengan kamera atau gadget yang mungkin dirasa terlalu mahal saat memulai ngeblog, tapi beberapa tahun di awal JTT saya hanya menggunakan kamera pocket abal-abal, hasilnya memang tidak maksimal tapi saya berusaha membuatnya sedemikian rupa agar masakan terlihat menggugah selera.

Belajarlah sedikit tentang food styling dan food photography. Banyak artikel mengenai kedua tema ini bertebaran di mana-mana. You Tube bahkan memiliki banyak video tips yang dibagikan oleh food photographer profesional. Mulai kutak-katik kamera, belajar mengenai pencahayaan, propping dan hal yang berhubungan dengan mempresentasikan makanan dengan baik. Sedikit investasi di alat-alat makan mungkin diperlukan, cari piranti yang unik dan tidak harus mahal harganya. Jika ke Jogya dan kota-kota lain maka peralatan makan adalah obyek nomor satu yang saya buru selain kulinernya tentu saja. Atau ke pasar tradisional dan penjual barang pecah belah yang sedang menawarkan diskon. Think out of the box, artinya jangan terpaku bahwa piring itu selalu terbuat dari kaca/keramik, berbentuk bulat, seperti yang biasa kita pergunakan untuk makan karena cobek tanah liat pun sebenarnya bisa menjadi piring. 

 sejak postingan pertama di bulan November Tips Memulai Menjadi Seorang Food Blogger dan Resep Saus Butterscotch

Tulis resep dan proses dengan detail dan jujur. Saat ini sangat banyak food blogger yang berbagi resep plus step by stepnya, tapi dulu ketika saya memulai ngeblog hanya bisa dihitung dengan jari. Sebelum menulis resep dan tutorialnya, selalu berpikirlah dari sisi pembaca. Apakah pembaca mengerti maksud tulisan saya? Apakah pembaca mudah mengaplikasikan resep dengan mengikuti step by step yang diberikan? Jika kita sendiri merasa prosesnya rumit dan memusingkan maka 100% pembaca juga akan merasakan hal yang sama. Buatlah dengan bahasa se-simple mungkin tetapi dengan penjelasan seakurat dan sedetail mungkin. Tidak perlu khawatir jika instruksinya panjang. Saya selalu membayangkan semua pembaca JTT adalah pemasak pemula dan belum pernah terjun ke dapur, itu yang membuat saya selalu menjelaskan resep panjang kali lebar. Cara ini juga mencegah pembaca mengajukan 'berjibun' pertanyaan yang akan membuat kita kewalahan sendiri menjawabnya. 😃

Pada akhirnya sebuah food blog yang berbagi resep akan dimintai pertanggungjawaban akan keberhasilan resep yang dibagikan, jadi jujurlah dengan resep tersebut. Saya sebisa mungkin tidak akan mengupload resep yang gagal saya coba dirumah walau sebenarnya bisa dipermak tampilannya menjadi cantik melalui foto. Hati nurani saya melarang untuk melakukannya karena saya tidak ingin pembaca kecewa ketika mempraktekkannya. Ketika saya puas dengan hasilnya maka perasaan itulah yang juga nantinya akan dirasakan oleh mereka yang mencobanya. Apapun bumbu yang saya ceburkan di panci di dapur saya sama persis dengan yang saya tulis diblog (kecuali mungkin porsi garam dan gula yang kadang agak ribet), tidak ada yang berbeda, tidak ada yang ditutupi atau dirahasiakan. Ketika saya katakan super yummy, maka kata-kata itu juga yang saya inginkan pembaca ucapkan ketika mencicipi hasil buatannya sendiri. Jadi jujur adalah hal yang sangat penting, bukan hanya saat share resep di blog tetapi juga dalam setiap aspek kehidupan kita. 

 sejak postingan pertama di bulan November Tips Memulai Menjadi Seorang Food Blogger dan Resep Saus Butterscotch

Konsisten dan tidak kenal putus asa. Ketika awal ngeblog mungkin sulit menjaring pembaca, traffic pengunjung rendah, komentar yang masuk hanya satu-dua bahkan tidak ada sama sekali. Kondisi ini yang biasanya membuat blogger kehabisan kesabaran dan akhirnya ogah memposting artikel. Ini juga yang saya rasakan diawal-awal ngeblog, tapi untungnya saya memilih tema blog yang disuka. Begitu banyaknya masakan yang ingin dicoba, teknik baru yang hendak dipelajari dan informasi yang ingin dishare membuat traffic tidak terlalu menjadi hal yang saya pusingkan. Saat itu saya yakin jika konten semakin banyak maka akan semakin banyak artikel di blog yang bisa diakses, kemungkinan blog menjaring banyak pembaca pun semakin tinggi. Di awal-awal ngeblog saya bahkan bisa posting resep sehari hingga 2 artikel! 

Setidaknya jika blog JTT tidak banyak dikunjungi pembaca saya mendapatkan manfaat lainnya yaitu skill cooking dan baking yang meningkat. Dan itu memang benar, baking adalah skill memasak yang tidak saya miliki sebelum ngeblog, tapi karena blog membuat saya harus belajar agar bisa membuat satu dua resep baking. Saya tidak akan menjadi professional baker, tetapi setidaknya saya bisa membuat cake yang tidak bantat. 😆 Blog yang ter-update juga memberikan kesan dikelola dengan baik, memudahkan pembaca berinteraksi dengan pemiliknya  dan menjaga relationship. Sungguh sulit menjaring loyal readers, jadi jika kita sudah memilikinya sangat disayangkan kalau harus dilepaskan begitu saja.

Lain-lain. Blog walking, SEO, apakah itu perlu? Well, banyak artikel tips yang mengatakan ini perlu, tapi pengalaman pribadi, saya tidak melakukan blog-walking sama sekali. Alasan saya mungkin tidak akan sama dengan kondisi orang lainnya, saya tidak memiliki waktu dan kesabaran untuk berblog-walking. Tapi bagi beberapa orang blog walking bermanfaat untuk menjaring relationship dengan blogger lain yang setema, menambah wawasan, dan mungkin bisa bertanya banyak hal. Jadi jika anda memiliki waktu untuk melakukannya maka blog-walking tidak ada salahnya dilakukan. Bagaimana dengan SEO? Search Engine Optimization walau bukan hal yang penting tapi perlu diketahui dasar-dasarnya. SEO menentukan blog kita sering muncul di mesin pencari seperti Google, membuat artikel kita nangkring di nomor satu ketika satu kata kunci diketikkan. Saya belajar sedikit mengenai SEO dari otodidak di internet, tapi kembali lagi bagi saya konten tetap nomor satu. Selama konten blog bagus, bermanfaat dan kontinyu maka loyal readers akan selalu datang dan semakin bertambah. 

Sebenarnya masih banyak tips dan hal lainnya yang bisa saya tuliskan tetapi beberapa hal diatas adalah poin penting yang bisa dipertimbangkan kala hendak memulai ngeblog.

 sejak postingan pertama di bulan November Tips Memulai Menjadi Seorang Food Blogger dan Resep Saus Butterscotch

Wokeh menuju ke resep butterscotch sauce kali ini.  Butterscotch adalah sejenis kembang gula/permen yang bahan utamanya adalah brown sugar dan mentega, bahan lain juga sering ditambahkan ke dalam resep seperti sirup jagung, krim kental, vanili dan garam. Resep awal butterscotch dikenal sejak pertengahan abad ke-19 di Yorkshire, Inggris, menggunakan treacle (molasses) sebagai bahan tambahan atau pengganti gula.

Butterscotch sebenarnya mirip dengan toffee, bedanya pada butterscotch, gula direbus hingga sedikit mengeras tapi tidak sekeras pada toffee. Parkinson's of Doncaster, membuat butterscotch yang dimasak hingga menjadi permen dan dikemas dalam kaleng, produk ini menjadi salah satu produk ekspor terbaik di kota tersebut. Permen jenis ini menjadi terkenal pada tahun 1851 ketika Ratu Victoria berkunjung dan mendapatkan hadiah sekaleng butterscotch. Saus butterscotch sendiri terbuat dari butterscotch dan krim, digunakan sebagai topping es krim. Kata butterscotch bahkan seringkali digunakan untuk menyebutkan aroma spesifik yang muncul dari brown sugar dan mentega yang dimasak bersamaan walaupun permen butterscotch-nya sendiri tidak terlibat didalam masakan, misalnya saja pada butterscotch pudding. 

Nah membuat saus butterscotch sangat mudah, bahan utama yang tidak boleh di-skip dari resep adalah brown sugar dan mentega, kedua bahan ini ketika dimasak akan menghasilkan aroma spesifik khas butterscotch. Jangan ganti brown sugar dengan gula jenis lain seperti gula merah atau palm sugar karena rasanya akan berbeda. Kita bisa memasak langsung semua bahan hingga kental seperti resep dibawah atau masak terlebih dahulu mentega dan brown sugar hingga gula tampak mulai berkaramel baru kemudian krim kental dan bahan laun ditambahkan. Saus butterscotch sedap dikucurkan pada cake, kue, es krim, puding, atau roti tawar. Rasanya unik dan gurih.

Berikut resep dan prosesnya ya.

 sejak postingan pertama di bulan November Tips Memulai Menjadi Seorang Food Blogger dan Resep Saus Butterscotch

Saus Butterscotch
Resep diadaptasikan dari website Smitten Kitchen - Butterscotch Sauce

Untuk sekitar 250 ml saus

Untuk sekitar 250 ml saus


Untuk sekitar 250 ml saus


Bahan saus butterscotch:
-  45 gram mentega
-  120 gram dark brown sugar (saya pakai Ricoman)
-  118 ml heavy cream/krim kental
-  ½ sendok teh garam
-  1 ½ sendok teh vanilla extract

Cara membuat saus:

 sejak postingan pertama di bulan November Tips Memulai Menjadi Seorang Food Blogger dan Resep Saus Butterscotch

Siapkan panci kecil (sauce pan), masukkan mentega. Panaskan dengan api sedang hingga meleleh sempurna (tidak mendidih). Masukkan brown sugar, heavy cream, dan garam. Aduk-aduk dan masak hingga mendidih. Tambahkan waktu lima menit setelah mendidih. Angkat, masukkan vanilla extract. 

Cicipi rasanya, sesuaikan porsi garam dan vanilla extract sesuai selera. Biarkan saus agak mendingin, tuangkan ke dalam wadah yang memiliki tutup.

Saus akan mengental ketika telah dingin. Simpan di kulkas untuk waktu simpan lebih lama. Gunakan saus untuk dikucurkan di permukaan cake atau olesan roti.

Sumber:
Wikipedia

0 Response to "Tips Memulai Menjadi Seorang Food Blogger dan Resep Saus Butterscotch"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel